Tri Mumpuni, sang penerang pedesaan

Baru-baru ini Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyebut seorang nama wirausahawan Indonesia dalam sebuah acara resmi di AS. Di hadapan para peserta Presidential Summit On Entrepreneurship di Washington DC kemarin (27 April 2010), Obama menyebut nama wirausahawan Indonesia yaitu Tri Mumpuni. Dalam sambutannya tersebut, Obama mengatakan bahwa Tri Mumpuni telah berjasa di bidang sosial untuk masyarakat pedesaan yaitu dengan membantu masyarakat untuk membangkitkan listrik serta pemasukan dari tenaga air.

Bersahaja, rendah hati, dan ramah tercermin dari sosok seorang Ibu Tri Mumpuni. Ibu dua anak yang mengabdikan dirinya bagi masyarakat desa bersama suami tercinta, Iskandar Budisaroso Kuntoadji. Tidak kurang 60 lokasi terpencil yang sebelumnya gelap gulita menjadi terang benderang dengan pembangkit yang mereka bangun. Melalui Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) yang mereka bentuk memberikan penerangan dibeberapa wilayah Indonesia dan satu lokasi di Filipina.

Ibu Tri Mumpuni bersama suami, membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai sumber energi listrik bagi wilayah yang belum terjangkau atau sulit dijangkau oleh PT PLN dengan memanfaatkan potensi energi air yang terdapat dilokasi setempat untuk menggerakkan turbin.

Ide awal pembangunan PLTMH berawal dari seringnya Ibu Tri Mumpuni bersama suami berkeliling ke desa-desa dan melihat sumber air yang melimpah namum belum ada kabel distribusi listrik dilokasi tersebut. Kemudian kita bicarakan kepada Kepala Desa setempat kemungkinan untuk membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan aliran sungai untuk menghasilkan listrik dari sebuah turbin.

Langkah selanjutnya lanjut Tri Mumpuni, adalah mengumpulkan data untuk melihat kemungkinannya secara teknis serta menghitung rencana anggaran biaya (RAB) kemudian mencari sumber dana untuk pembangunan pembangkit.

Setelah dana tersedia, yayasan Ibeka lalu mengirim Tim Sosial untuk membangun komunitas. Tim Sosial ini akan berinteraksi selama beberapa minggu dengan masyarakat agar terbina hubungan yang baik. Langkah awalnya adalah menghubungi tokoh agama maupun tokoh adat setempat.

Kemudian masyarakat diminta membuat organisasi yang akan mengurus turbin, dengan menentukan siapa ketua, bendahara, sekretaris, hingga siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan bongkar pasang mesin turbin. Tim yangg terbentuk tersebut juga diberikan pengetahuan pengoperasian mesin turbin dan penghitungan biaya yang harus dikeluarkan pelanggan dan biaya memelihara pembangkit listrik.

Tim Teknis Ibeka akan berkoordinasi dengan tim yang sudah dibentuk dari perwakilan masyarakat dalam pengelolaan maupun hal-hal lainnya terkait dengan pembangkit, jelas Tri Mumpuni.

Agar pembangkit listrik tenaga air itu dapat menjalankan fungsinya terus-menerus maka daerah tangkapan air di hulu harus dipertahankan seluas 30 kilometer persegi. Tidak boleh ada penebangan hutan dan vegetasi.

Listrik bagi desa terisolir bukanlah tujuan akhir ujar Tri Mumpuni, membangun pemberdayaan masyarakat khususnya secara ekonomi adalah tujuan utama kami. Dengan adanya listrik diharapkan ekonomi masyarakat dapat terbangun dan sekaligus membantu pemerintah untuk melistriki desa-desa terpencil.

Riwayat Hidup
Nama:Tri Mumpuni
Tempat dan tanggal lahir: Semarang, 6 Agustus 1964

Keluarga
Suami: Ir Iskandar Budisaroso Kuntoadji.
Anak:
Ayu Larasati (21), mahasiswi industrial design di Toronto University, Kanada. Asri Saraswati (19), mahasiswi bioprocess chemical engineering di University of Technology Malaysia.

Pendidikan:
Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor;
Energy and Sustainable Development International Session, Universidad da Costa Rica, 1992;
Trade and Sustainable Development Course, Chiang Mai University, Thailand, 1993; Leadership for Environment and Development Course, 1993-1995, LEAD based in New York funded by Rockefeller Foundation; Lead Fellows (Cohort 2).

sumber

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }