INTRODUCTION BASIC OF FIRE

Beberapa hari yang lalu, sebuah tangki di depo pertamina plumpang jakarta utara terbakar. Tangki tersebut berisikan premium. Kebakaran terjadi pukul 21.20, dan baru bisa dipadamkan pukul 06.30 WIB. Petugas pemadam kebakaran sudah bekerja dengan maksimal demi memadamkan api.

Dalam suatu kejadian kebakaran, para petugas haruslah mengetahui metode-metode proses pemadaman. Dalam dunia oil and gas proses pemadaman metode pemadaman kebakaran pada prinsipnya sama dengan metode pemadaman di dunia non oil and gas. Perbedaan yang paling mendasar adalah terletak pada unsur atau zat yang terbakar. Umumnya karena didunia oil and gas lebih banyak berhadapan dengan minyak dan gas, jadi metode pemadaman pun lebih khusus.

Saya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang ilmu Fire atau pemadam kebakaran pada saat menjadi app.engineer di PT ARUN NGL. Ketika di arun, kami dibekali dengan ilmu fire fighting. Ini merupakan suatu pengalaman menarik, karena pada saat course tersebut, asiknya euy bisa main api n air. :))

Sebelumnya mari kita terlebih dahulu mengetahui apa definisi dari kebakaran.
Kebakaran adalah suatu peristiwa/reaksi kimia yang terjadi secara berantai/cepat antara Bahan Bakar dan Zat asam/Oksigen dalam perbandingan yang tepat disertai adanya Panas.
HASIL DARI KEBAKARAN : ASAP, RACUN(TOXIC), CAHAYA DAN PANAS

lihat gambar FIRE TRIANGLE di bawah ini :

Seperti yang sebutkan tadi di atas, bahwasanya bahan bakar terjadinya suatu kebakaran itu terdiri dari 3 unsur :
1. P A D A T : KAYU, KERTAS, PLASTIK DSB.
2. C A I R : PREMIUM, KEROSINE, CAT DSB.
3. G A S : LPG, LNG PROPANE, BUTANE DSB.

Nah, jika salah satu unsur itu dihilangkan, maka api akan mati. Inilah yang dinamakan dengan “ PRINSIP MEMADAMKAN KEBAKARAN “.

Teknik Pemadaman dapat dilakukan dengan :
1. COOLING SYSTEM ( CARA PENDINGINAN )
MENGURANGI / MENURUNKAN TEMPERATUR BAHAN BAKAR SAMPAI DIBAWAH TITIK NYALANYA / FLASH POINT.
CARA INI MISALNYA MENGGUNAKAN SEMPROTAN AIR.

2. SMOTHERING SYSTEM ( CARA PEMUTUSAN UDARA DENGAN BAHAN YANG TERBAKAR ).
MENGAMBIL/MENGURANGI/MEMISAHKAN UDARA DENGAN BAHAN BAKAR SEHINGGA TIDAK ADA KONTAK PADA KEDUA ZAT TERSEBUT.
CARA INI DILAKUKAN MISALNYA DENGAN MENUTUP PERMUKAAN BAHAN BAKAR DENGAN SELIMUT API (FIRE BLANKET) ATAU DENGAN BUSA (FOAM).


3. STARVATION SYSTEM ( MEMUTUSKAN / MENGHABISKAN BAHAN BAKAR ).
MENGAMBIL / MENGURANGI BAHAN BAKAR SAMPAI DIBAWAH BATAS DAPAT TERBAKAR BAWAH (LOW FLAMABLE LIMIT /LFL).
CARA INI DILAKUKAN MISALNYA DENGAN MENUTUP SALURAN / KERANGAN BAHAN BAKAR PADA DAERAH YANG TERBAKAR.

4. CHAIN BREAKING REACTION ( MENGHALANGI REAKSI BERANTAI )
MEMUTUS RANTAI REAKSI KIMIA PEMBAKARAN SEHINGGA TIDAK ADA LAGI RADIKAL BEBAS BAHAN BAKAR YANG BEREAKSI.
CARA INI MISALNYA DENGAN MENEBAS API (MEKANIS) ATAU MENAMBAHKAN BAHAN KIMIA KE REAKSI PEMBAKARAN (HALON/DRY CHEMICAL).


Klasifikasi kebakaran di Indonesia diadopsi dari standar NFPA. Dalam hal ini diperlukan pengklasifikasian suatu kebakaran, agar dengan tahu klasifikasinya kita dapat mengambil langkah dalam memadamkan api.
Ada 3 (tiga) klasifikasi kebakaran yang dipakai Indonesia, yaitu :
1. KLAS A : KEBAKARAN BENDA PADAT KECUALI LOGAM.
2. KLAS B : KEBAKARAN GAS / CAIR YANG MUDAH TERBAKAR.
3. KLAS C : KEBAKARAN LISTRIK BERTEGANGAN.
4. KLAS D : KEBAKARAN LOGAM.

Berarti kebakaran yang terjadi di depo pertamina plumpang kemarin itu termasuk dalam Klas B, yaitu kebakaran zat cair dalam hal ini premium.

Dengan klasifikasi tersebutlah kita dapat mengetahui media apa yang cocok untuk memadamkan api. Menurut jenisnya ada 3 (tiga) media, antara lain :
1. PADAT : GONI BASAH, PASIR, DRY POWDER DLL
2. CAIR : AIR LAUT / SUNGAI, HALON DLL
3. GAS : CO2 ( ZAT ASAM ARANG DLL )

InsyaAllah pada tulisan selanjutnya, saya akan melanjutkan tentang metode pemadaman memakai busa, seperti yang dilakukan pada saat terbakarnya depo pertamina plumpang beberapa waktu yang lalu.

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }